Ibu Kota Baru Dipindah ke Gunung Mas, Setujukah atau Tidak?

Ngetripkemana.com – Ada apa di Gunung Mas? Tentu kamu bertanya-tanya kenapa lokasi bernama Gunung Mas belakangan ini santer dibicarakan ya.

Ini bukan Gunung Mas Bogor maupun Gunung Mas Jogja lho, kira-kira yang sedang rame ini Gunung Mas yang manakah? Yuk simak berita terbaru tentang Gunung Mas berikut.

Gunung Mas Kalimantan Tengah

Sudahkah kamu mendengar isu tentang pemindahan Ibu kota yang baru-baru ini digagas oleh Presiden Jokowi? Jika iya, tentu nama Gunung Mas sudah tak asing bagi kamu.

Gunung Mas

Ya, salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah ini sedang diusulkan menjadi satu diantara dua pilihan ibu kota baru. Ada dua pilihan ibu kota baru yang diusulkan yaitu Gunung Mas dan Bukit Soeharto.

Nah, artikel kali ini akan membahas tentang seluk beluk Gunung Mas di Kalimantan Tengah berikut fakta menarik mengenai daerah tersebut. Sehingga kamu akan menilai apakah tempat ini memang cocok dijadikan sebagai ibu kota baru.

Deskripsi Gunung Mas

Gunung Mas adalah merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten ini adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Kapuas yang sudah ditetapkan dalam UU Nomor 5 tahun 2002.

Gunung Mas

Ibu kota kabupaten Gunung Masterletak di Kuala Kurun. Sementara jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Gunung Mas ada 12 kecamatan.

Ke-12 kecaamatan tersebut adalah  Kahayan Hulu Utara, Damang Batu, Miri Manasa, Kurun, Manuhing, Manuhing Raya, Rungan, Rungan Barat, Rungan Hulu, Sepang, Mihing Raya, dan Tewah.

Sementara luas salah satu kandidat ibu kota ini mencapai 10.804 km² atau sekitar 7,04% luas Kalteng. Dengan luas tersebut, Gunung Mas menjadi kabupaten terluas keenam dari total 14 kabupaten di Kalimantan Tengah.

Tak heran jika Pak Jokowi mempertimbangkan kawasan ini sebagai salah satu pilihan untuk ibu koa baru, mungkin karena luas wilayahnya tersebut.

Dari luas wilayah tersebut, diketahui bahwa kawasan Gunung Mas terdiri dari kawasan hutan belantara, pemukiman, sungai, danau, rawa, dan daerah pertanian meliputi sawah, ladang dan kebun.

Wilayah Gunung Mas ini bisa dikatakan sebagai dataran tinggi yang sangat potensial untuk daerah perkebunan. Di bagian utara daerahnya merupakan perbukitan dengan ketinggian sekitar ± 100-500 mdpl.

Selain itu, kawasan ini juga memiliki daerah pegunungan yakni pegunungan Muller dan Schwaner. Pegunungan tersebut mempunyai puncak tertinggi atau disebut Bukit Raya dengan ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut.

Sementara di bagian selatan kawasan Gunung Mas terdiri dari dataran rendah serta rawa-rawa yang sering mengalami banjir terutama pada musim hujan.

Tak hanya itu, Kabupaten Gunung Mas memiliki kawasan perairan yang meliputi danau, rawa dan 4 jalur sungai yang melintas wilayah ini. Keempat sungai tersebut adalah  Sungai Manuhing (± 28,75 km), Sungai Rungan (± 86,25 km), Sungai Kahayan (± 600 km), dan Sungai Miri.

Nah, itu tadi sekilas deskripsi tentang karakteristik Gunung Mas jika dilihat dari segi geografisnya sobat. Namun, pernah terfikirkah dalam benakmu apa alasan kawasan ini dipilih oleh Bapak Presiden? Coba deh lihat ulasan Ngetrip Kemana berikut ini.

Gunung Mas Ibu Kota Baru, Mengapa?

Wacana Presiden yang akan memindahlan Ibu Kota dari Jakarta ke Gunung Mas bukanlah wacana main-main belaka. Meskipun masih ada satu kandidat lagi yang dipertimbangkan untuk hal ini.

Gunung Mas

Nyatanya, Provinsi Kalimantan Tengah sendiri telah menyiapkan sekitar 300 ribu hektare lebih lahan yang akan digunakan untuk lokasi ibu kota baru tersebut.

Tak hanya itu, tahukah kamu bahwa Gunung Mas ini dianggap tempat yang sangat strategis? Hal tersebut dikarenakan wilayah ini menjadi salah satu kawasan Segitiga Kalteng yang cukup terkenal.

Kawasan Segitiga tersebut terdiri dari Palangkaraya, Kabupaten Katingan, serta Kabupaten Gunung Mas yang ketiganya membentuk segitiga jika dihubungkan. Jarak masing-masing wilayah ini juga sangat berdekatan.

Jarak Palangkaraya ke Gunung Mas sendiri adalah sekitar 183,8 km atau dengan jarak tempuh 4 jam 28 menit.

Untuk luas Kabupaten Gunung Mas, kita sudah bahas di awal bahwa kawasan memiliki luas wilayah 10.804 km2 atau sekitar 1084 hektar. Memang kawasan yang sangat luas untuk sebuah kabupaten.

Tak hanya karena luasnya, Kabupaten Gunung Mas juga tergolong sebagai kawasan dataran tinggi sehingga disinyalir risiko banjir akan jauh lebih sedikit.

Namun tak hanya sebatas itu, selain dianggap minim risiko banjir, ada sekitar 4 fakta menarik Kabupaten Gunung Mas yang mungkin salah satunya menjadi alasan dipilihnya kawasan ini.

Mau tahu apa saja fakta menarik Gunung Mas? Ini dia ulasan selengkapnya.  

Kabupaten Baru yang Diresmikan Pada 2002

Fakta menyebutkan bahwa Kabupaten Gunung Mas adalah salah satu kabupaten baru yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kapuas, Kalteng.

Sebelumnya pada sekitar tahun 1958, Provinsi Kalimantan Tengah hanya terdiri dari tiga Kabupaten Otonom. Ketiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Dati II Kapuas, Kabupaten Dati II Barito, serta Kabupaten Dati II Kotawaringin.

Namun seiring dengan banyaknya penduduk berdatangan, pemerintah pun melakukan pemekaran wilayah.

Dilansir dari situs resmi Kabupaten Gunung Mas, ada perubahan nama yang awalnya adalah Kahayan Hulu menjadi Kabupaten Administratif Gunung Mas. Hal ini terjadi tepat pada pada 1 Mei 1965.

Namun baru pada tanggal 2 Juli 2002, penentuan nama Gunung Mas ini akhirnya diresmikan di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri, yakni sejak 8 Juli 2002.

Memiliki Kawasan yang Luas

Kita tahu luas Kabupaten Gunung Mas mencapai 10. 804 km2 namun hanya memiliki penduduk sekitar 109.947 jiwa. Dari sini kita dapat bayangkan betapa masih luas wilayahnya dan sangat strategis dijadikan pusat ibukota.

Tak hanya itu, secara geografis dapat dilihat pula bahwa kawasan ini masih memiliki lahan terbuka hijau yang sangat banyak. Karena dari data diketahui bahwa Gunung Mas terdiri dari wilayah hutan belantara, tanah pertanian, sungai, danau, rawa, dan pemukiman.

Selain itu diketahui pulau bahwa Gunung mas memiliki sejumlah sungai yang cukup panjang dan besar. Diantaranya adalah Manuhing (28,75 KM), Rungan (86,75 km), Kahayan (600 km), dan Sungai Miri.

Surga Wisata terutama Air Terjun

Dengan keadaaan geografis yang masih memiliki banyak lahan alam terbuka, tak heran jika Gunung Mas memiliki destinasi wisata alam yang menarik.

Salah satunya adalah objek wisata air terjun. Tercatat ada 3 wisata air terjun yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Air Terjun Batu Mahasur

Objek wisata air terjun yang pertama adalah Air Terjun Mahasur. Air terjun ini sangat terkenal dengan aliran airnya yang tidak pernah mengering sehingga disebut air terjun abadi.

Dimanakah letak Air Terjun Mahasur? Air terjun setinggi 20 meter ini berada di Desa Kuala Kurun, Kecamatan Kurun.

Air Terjun Bawin Kameloh

Destinasi wisata air terjun selanjutnya adalah Air Terjun Bawin Kameloh. Lokasi Air Terjun Bawin Kameloh ini berada di Taman Hutan Raya atau Tahura Lapak Jaru di Kabupaten Gunung Mas.

Ketinggian Air Terjun Bawin Kameloh mencapai 30 – 40 meter. Menariknya, air terjun ini memiliki 2 tingkat aliran di air terjun sehingga nampak sangat cantik.

Air Terjun Campuhan

Air terjun Campuhan menjadi objek wisata air terjun berikutnya yang bisa kamu kunjungi saat berada di Gunung Mas. Air terjun ini sangat cantik dan bisa menjadi alternatif liburan bagi para pecinta wisata air.

Mengapa demikian? Karena air terjun ini bisa dibilang cukup baru dan masih asri karena belum banyak dikujungi oleh masyarakat. Lokasi Air Terjun Campuhan ini cukup dekat dengan Bawin Kameloh.

Ada Miniatur Sungai Amazon

Sebelumnya telah diebutkan bahwa terdapat empat sungai yang mengalir di kawasan Gunung Mas. Namun, tahukah kamu ada sebuah wisata yang sangat mirip dengan Sungai Amazon, yaitu disebut Wisata Batu Suli.

Objek wisata Batu Suli ini terletak di dua desa tepatnya di antara Desa Upon Batu dengan Desa Tumbang Manange di Kecamatan Tewah. Batu Suli terletak di tepian Sungai Kahayan.

Mengapa tempat ini disebut miniatur Amazon? Sebab, di sini kamu akan dimanjakan dengan hamparan bukit yang hiijau serta jernihnya air sungai.

Potensi Wisata Gunung Mas

Selain memiliki beberapa spot air terjun dan miniatur Amazon, ternyata Gunung Mas menyimpan pesona wisata lama yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Masih ada banyak spot wisata alam seperti Air Terjun Sungai Saluhan, Air Terjun Hatowan, serta Danau Biru Tewang Pajangan. Lebih dari itu, kabupaten ini juga memiliki beberapa desa wisata yang menawarkan kekayaan budaya masyarakat.

Sejumlah desa wisata unik yang ada di Kabupaten Gunung Mas adalah Desa Tumbang Hakau yang berada di Kuala Kurun. Desa ini mempunyai keindahan alam serta sungai cantik yang mengalir bersih.

Di samping itu, ada sebuah destinasi Pegunungan SChwaner, Sungai Miri, Puruk Sandukui, Sungai Kahayan, dan Rumah Betang Toyoi.

Banyak juga kan wisata Gunung Mas ini? Nah, kalau misal Ibukota pindah ke Gunung Mas, kamu akan berkunjung untuk berwisata atau untuk urusan negara sobat?

Selain memiliki fakta unik di atas, Gunung Mas juga memiliki kisah sejarah yang cukup menarik untuk dibahas sobat. Kalau kamu penasaran, berikut sejarah Kabupaten Gunung Mas.  

Sejarah Gunung Mas

Sejarah penamaan Gunung Mas memiliki keterkaitan erat dengan praktik penambangan emas yang ada di wilayah itu sejak masa penjajahan Belanda. Gunung Mas adalah kabupaten baru yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.

Dulunya, pada masa Republik Indonesia Serikat (1946-1950) atau RIS tempat ini termasuk dalam Kawasan Dayak Besar. Namun, tempat ini mengalami pemekaran dari Kapuas sejak 2002.

Kawasan Dayak Besar ini terkanl memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Karena memiliki banyak lokasi dengan kandungan logam seperti emas, perak, timah hitam, tembaga, dan lainnya.

Namun, masyarakat hanya menggunakan penambangan secara tradisional untuk memanfaatkan kekayaan tersebut. Alhasil, banyak bekas tambang emas ditemukan yang diungkap dalam buku Geografi Budaya Daerah Kalimantan Tengah karya Dium Rangin & Kiwok Rampai (1977).

Sehingga tak heran jika emas dan perak kerap kali ditemukan di daerah yang dialiri sungai besar di kawasan ini. Warga pedalaman pun biasanya mendulang emas di sungai terutama pada saat musim kemarau.

Hasil pendulangan berupa pasir emas kemudian dijual penduduk kepada para pedagang yang datang ke daerah pedalaman. Pasir emas tersebut pun selanjutnya diperdagangkan lagi di Banjarmasin.

Pada waktu itu, Banjarmasin adalah pusat Kawasan Dayak Besar dan juga termasuk pusat perekonomian. Tak lama kemudian, Belanda pun juga mulai menambang emas namun dengan cara yang lebih modern.

Orang Belanda menggunakan mesin dan peralatan yang bersifat mekanis terutama pada saat menjelang Perang Dunia Kedua. Belanda juga memiliki pusat tambang emas di Kalimantan Tengah tepatnya di Tewah.

Tewah sendiri saat ini sudah menjadi salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Gunung Mas. Di Tewah ini ada sebuah perbukitan yang memiliki kandungan emas yang menempel pada bebatuan.

Emas-emas tersebut memiliki kadar antara 18 hingga 22 karat. Belanda pada waktu itu juga sempat menggali beberapa terowongan di kawasan perbukitan tersebut.

Hingga kini, sejumlah terowongan bekas dari penggalian emas tersebut pun masih bisa ditemukan. Namun sayangnya, penambangan emas di Tewah ini tidak berlangsung lama.

Kemenangan Jepang atas Belanda dalam Perang Dunia II berdampak pada pengambilalihan seluruh wilayah di Indonesia sejak 1942. Hal ini membuat aktivitas tambang emas di kawasan Tewah pun dihentikan.

Setelah itu, penduduk sekitar pun mulai menambang lagi walaupun masih dengan menggunakan cara tradisional dan dalam skala kecil. Sampai tahun 1984, masih ada saja ditemukan emas yang ada di wilayah Kabupaten Gunung Mas.

Untuk penamaan Kabupaten Gunung Mas yang digunakan sejak tahun 2002 ini sebenarnya juga masih menuai kontroversi. Karena nama Gunung Mas ini begitu lekat dengan praktik eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh Belanda di atas.

Tak hanya itu, nama Gunung Mas juga dianggap tidak serasi dengan kearifan lokal masyarakat sekitar. Bahkan motto serta logo Kabupaten Gunung Mas yang menggunakan bahasa lokal Dayak Ngaju.

Motto tersebut berbunyi “Habangkalan Penyang Karuhei Tatau”, yang artinya “Kebulatan Tekad, Kekuatan Jiwa, dan Semangat Spiritual, serta Daya Upaya untuk Mencapai Kesejahteraan”.

Itu tadi beberapa ulasan mengenai Gunung Mas serta seluk beluknya. Kita setuju kan bahwa tak ada tempat yang benar-benar sempurna.

Kekurangan Gunung Mas

Meskipun memiliki kelebihan yang kami uraikan di atas, Gunung Mas sebenarnya memiliki kekurangan.

Yakni, masih sering terjadi banjir di beberapa kecamatan di kawasan ini terutama pada musim hujan.  Pernah suatu kali Bupati Gunung Mas, Arton S. Dohong menyebutkan beberapa desa yang terendam banjir tersebar rata di Kabupaten Gunung Mas.

Kecamatan tersebut diantaranya adalah Sepang, Mihing Raya, Tewah, Kurun, Kahayan Hulu Utara, dan juga Damang Batu. Hampir seluruh kecamatan di Gunung Mas ini terkena banjir, kecuali satu yaitu Kecamatan Miri Manasa.

Namun demikian, di kecamatan itu justru terdapat bencana tanah longsor yang pernah melanda satu desa serta di beberapa titik ruas jalan.

Kendati begitu, Bapak Presiden Jokowi telah datang langsung dan melakukan survey ke tempat ini. namun belum bisa dipastikan apakah Gunung Mas dijadikan ibu kota atau sebagai pusat pemerintahan.

Mari kita tunggu saja kelanjutannya ya sobat. Bagi kamu yang penasaran, bisa banget langsung terjun ke lokasinya untuk melihat sambil berwisata di beberapa objek wisata Gunung Mas Kalimantan Tengah ini.

Facebook
Twitter
WhatsApp