Apakah anda tahu tentang Gunung Ciremai? Salah satu spot wisata Jawa Barat ini berupa sebuah gunung berapi kerucut yang lokasinya berada di wilayah Kuningan dan Majalengk
Nama | Gunung Ciremai |
Harga Tiket Masuk | Rp 50000 – Rp 300000 |
Jam Buka | 24 Jam |
Tipe Wisata | Alam, Adrenalin |
Fasilitas Umum | |
Kontak | |
Alamat | Bantaragung Sindangwangi Kabupaten Majalengka Jawa Barat |
Ada Apa di Balik Gunung Ciremai?
Jika anda penasaran mengenai seluk beluk wisata Gunung Ciremai, berikut kami sediakan deskripsi lengkapnya.
Asal Usul Nama Gunung Ciremai
Nama “Ciremai” yang diberikan kepada gunung ini yaitu berasal dari kata “cereme” atau Phyllanthus Acidus. Cereme sendri merupakan sejenis tumbuhan perdu yang memiliki buah kecil dan rada masam.
Meski bernama Cereme, buah ini lebih akrab disebut Ciremai karena suatu gejala hiperkorek. Hal ini merupakan akibat banyaknya nama wilayah di Pasundan yang berawalan ‘ci-‘ khusus untuk penamaan tempat.
Gunung yang wajib dicoba di Jawa Tengah: Gunung Andong Magelang
Karena demikian, nama Cereme sendiri kemudian berubah menjadi Ciremai. Sehingga nama gunung ini dinamai Ciremai.
Sekilas Deskripsi Gunung Ciremai
Gunung Ciremai merupakan sebuah gunung api kerucut yang memiliki ketinggian sekitar 3.078 mdpl. Secara geografis, puncak gunung ini terletak di 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′ 00″ BT.
Dengan ketinggian tersebut, Gunung Ciremai ditetapkan menjadi gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung Ciremai memiliki kawah ganda: kawah barat dengan radius 400 m dan kawah timur yang memotong beradius 600 m.
Sementara di ketinggian 2.900 mdpl terdapat bekas titik letusan yang diberi nama Gowa Walet. Saat ini, kawasan Gunung Ciremai sendiri masuk ke dalam zona Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Taman tersebut memiliki luas total mencapai 15.000 hektare. Taman Nasional Gunung Ciremai ini menjadi daya tarik sendiri bagi wisata Gunung Ciremai.
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC)
TNGC yang berlokasi di dua kabupaten ini memiliki luas sekitar ±15.500 Ha. Sebagian besar wilayahnya berada di Kabupaten Kuningan, sementara sebagiannya berada di Kabupaten Majalengka.
Yang menarik dari Gunung ini adalah adanya mekarnya bunga edelweiss yang akan mekar saat musim kemarau. Selain itu, kawasan TNGC ini juga berada sangat dekat dengan Pantai Utara Jawa.
Sehingga dari puncaknya, anda bisa menyaksikan hamparan ke arah laut lepas. Selain memiliki daya tarik gunung yang unik dan menarik, TNGC juga memiliki keanekaragaman hayati yang sayang untuk dilewatkan. Berikut deskripsinya.
Keanekaragaman Hayati Gunung Ciremai
Layaknya sebuah wilayah pegunungan, Gunung Ciremai mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam yang meliputi vegatasi dan juga margasatwa.
Gunung ini memiliki hutan alami di bagian atas dan sebuah hutan pinus berjenis meskusii di bagian bawahnya yang dikelola Perum Perhutani. Saat melakukan pendakian anda juga akan menemukan beberapa tipe hutan lainnya.
Beberapa diantaranya adalah tipe hutan pegunungan bawah atau submontane forest, montane forest serta subalpine forest. Untuk kondisi wilayahnya masuk kategori terbuka tanpa pepohonan terutama di sekitar puncak kawahnya.
Selain kawasan hutan, wilayah pendakian di sejumlah titik juga didominasi dengan kawasan semak belukar serta alang-alang. Tak hanya itu, Gunung Ciremai juga kaya akakn margasatwa yang beragam.
Berdasarkan penelitian oleh Kelompok Pecinta Alam Lawalata IPB pada 2005, terdapat 12 jenis spesies amphibi yang menghuni kawasan ini. Beberapa diantaranya adalah reptil seperti kadal, ular, cicak serta bunglon.
Selain itu terdapat sekitar lebih dari 20 spesies dari mamalia dan lebih dari 95 jenis spesies burung. Untuk spesies burung yang ditemukan adalah Elang Hitam, Elang Jawa, Elang Brontok, Anis Gunung, Walet Gunung, dll.
Selain itu terdapat sejumlah mamalia seperti Macan Tutul, Trenggiling, Lutung Budeng, Kucing Hutan, Kancil, Kijang, dan spesies lainnya. Keanekaragaman hayati yang berupa vegetasi serta margasatwa ini menjadi daya tarik tersendiri dari kawasan ini.
Namun, tak hanya itu saja yang membuat Taman Nasional Gunung Ciremai menjadi salah satu objek wisata favorit bagi wisatawan saat musim liburan. Masih ada beberapa pesona lain yang tersembunyi yang bisa diekplorasi di kawasan ini.
Pesona Keindahan Gunung Ciremai
Di dalam TNGC yang menyimpan kekayaana hayati alamnya, Taman Nasional Gunung Ciremai juga memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa. Hal ini tidak akakn membuat siapapun kecewa sata berada di kawasan ini.
Kawasan seluas 15,8 ribu Ha, TNGC menyimpan banyak objek wisata alam yang sangat rekomended untuk dikunjungi. Berikut kami berikan ulasan beberapa di antaranya:
Situ Cicerem
Seperti namanya, Situ Cicerem adalah telaga alami yang berlokasi di bawah kaki Gunung Ciremai. Karena memiliki air yang sangat jernih, Situ Cicerem kerap dijuluki danau cermin.
Bagi anda yang ingin mengunjungi situ ini, hanya dibutuhkan biaya sekitar sebesar Rp 2.500 dan sudah termasuk biaya parkir. Tak hanya itu, akses menuju ke lokasi juga terhitung mudah karena bisa dilalui kendaraan beroda dua maupun empat.
Situ Sangiang
Selain Situ Cicerem, terdapat Situ Sangiang yang memiliki kaitan erat dengan legenda-legenda yang ada di Jawa Barat.
Tak hanya berwisata alam, di situ ini anda juga bisa berziarah ke makam Sunan Parung. Siapakah Sunan Parung? Beliau adalah salah satu raja dari kerajaan Talaga Manggung.
Bagi anda yang penasaran, letak Situ Sangiang berlokasi di 26 kilometer dari pusat kota Majalengka. Akses menuju lokasi bisa ditempuh dengan menggunakan transportasi umum dengan tujuan daerah Kadipaten.
Curug Sawer
Selain situ, ada juga wisata curug atau air terjun yang tak kalah indahnya. Meski belum santer terdengar namanya, Curug Sawer menyuguhkan keindahan alam sangat alami.
Tak hanya cantik, curug ini juga sarat kisah mistis. Konon, curug ini tercipta karena seorang sakti yang juga leluhur Airlangga yang menjelma menjadi seekor ular raksasa.
Apakah anda tertarik? Objek wisata ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum yaitu dari Terminal Maja ke kawasan Desa Argalingga.
Sementara untuk turun ke air terjun, anda harus melewati sebuah jalan setapak yang curam serta melewati kawasan perkebunan sekitar.
Sumur Tujuh Cikajayaan
Destinasi wisata alam Sumur Tujuh Cikajayan merupakan adalah salah satu lokasi yang sarat unsur religi. Konon, sumur ini merupakan petilasan wali asal Cirebon dan banyak yang memanfaatkan tenpat ini untuk wisata religi.
Jarak lokasi sumur ini dari Kuningan tidak begitu jauh, hanya 32 kilometer. Selain itu, akses menuju lokasi juga cukup mudah yang bisa dijangkau oleh bus maupun ojek.
Tak hanya berziarah dan berwisata religi, di kawasan TNGC ini anda juga bisa menikmati alam dengan berkemah.
Bumi Perkemahan
Ya, terdapat banyak sekali bumi perkemahan menyebar di wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai ini. Salah satunya adalah Bumi Perkemahan Awi Lega yang letaknya tak jauh dari Objek Wisata Curug Cipetey.
Jika anda lebih tertarik ke curugnya, akses perjalanannya masih sempit dan anda perlu berjalan kaki beberapa meter dari pintu gerbang.
Untuk alternatif berkemah yang lain, terdapat Bumi Perkemahan Cipanten yang menawarkan sensasi berkemah di belantara hutan pinus.
Telaga Remis
Bagi yang pernah bereksplorasi Kuningan tentu tidak akan asing dengan Tekaga Remis. Telaga cantik yang memiliki luas sekitar 3,25 hektar ini adalah saksi bisu aktivitas kerajaan Mataram.
Tak hanya cantik dan sarat akan budaya dan sejarah,Telaga Remis juga menawarkana aktivitas wisata yang menyenangkan seperti bermain sepeda air dan memancing.
Akses menuju lokasi Telaga Remis juga terbilang sangat mudah dan HTM nya cukup murah sekitar Rp 7.500. Lokasinya berada di jalan yang menghubungkan kawasan Kuningan dengan Cirebon.
Balong Dalem
Berikutnya ada objek wisata yang menawarkan keunikan yang tak biasa yaitu Balong Dalem. Apa sih yang unik dari objek wisata ini? Kawasan seluas 6,5 hektare ini menawarkan pesona ikan dewa yang adalah ikon wisata kuningan.
Lokasi Balong Dalem tak begitu jauh karena bisa dicapai sekitar lima menit perjalanan saja dari pusat kota. Jalur menuju Balong Dalem juga terbilang mudah, namun tak ada angkutan desa yang mengarah ke kawasan ini.
Selain pesona keindahan alam di atas, tahukah anda Ciremai juga sangat terkenal karena aroma mistisnya? Terdapat banyak situs yang biasa dijadikan sebagai lokasi ritual.
Ciremai juga lengkap dengan segudang cerita-cerita mistis dan pantangan-pantangan yang tidak boleh dilanggar saat berada di Ciremai. Oleh sebab itu, banyak yang bilang kalau Gunung Ciremai angker.
Boleh percaya atau tidak, berikut kami sampaikan beberapa kisah misteri dan pantangan yang tidak boleh anda lakukan saat berwisata dan mendaki Gunung Ciremai.
Misteri dan Pantangan Gunung Ciremai
Misteri yang sangat populer di Gunung Ciremai yaitu kisah tentang Nini Pelet yang mungkin anda juga pernah melihat kisahnya yang disinetronkan di tahun 2000-an. Konon, gunung ini merupakan tempat bertapa Nini Pelet.
Gunung lainnya di Jawa Barat: Gunung Bongkok
Tak hanya itu, banyak pula pendaki yang kerap mendengar suara gamelan yang berasal dari atas gunung. Namun banyak pula yang mengira hal tersebut hanya sebuah halusinasi karena sedang kelelahan.
Kisah angker lainnya terletak di Pos Batu Lingga yang katanya pernah menjadi tempat persemedian Nyi Linggi dan dua ekor macan kumbangnya. Konon, Nyi Linggi dikabarkan meninggal di sana namun arwahnya masih bersemayam di kawasan Batu Lingga ini.
Menurut informasi, terdapat beberapa pendaki yang pernah bertemu hantu kuntilanak. Hantu ini berwujud wanita yang memakai jubah putih serta rambut panjang yang menutupi seluruh wajahnya.
Selain misteri-misteri di atas, terdapat beberapa pantangan yang mungkin jangan diabaikan oleh para pendaki. Pantangan tersebut adalah buang air kecil sembarangan.
Selain hal ini, pendaki atau pengunjung juga disarankan untuk menginjak tanah 3 kali yang katanya dapat mengusir mahluk halus. Berkaitan dengan hal tersebut, anda boleh percaya ataupun tidak tetapi sebaiknya anda tetap harus berhati-hati saat melakukan pendakian.
Terlepas dari misteri di atas, kawasan Gunung Ciremai ini terkenal sebagai salah satu psot pendakian yang menantang bagi para pendaki nusantara. Tak heran jika semakin ke sini banyak yang datang untuk melakukan pendakian gunung tertinggi Jabar ini.
Apakah anda juga tertarik menaklukan gunung ini? Berikut kami berikan informasi mengenai jalur pendakian Gunung Ciremai dengan berbagai rute yang bisa dilewati.
Jalur Pendakian Gunung Ciremai
Menyandang gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai menjadi salah satu tujuan favorit yang terkenal diantara para pendaki. Untuk dapat melakukan pendakian, ada empat jalur yang bisa anda gunakan untuk menuju puncak.
Keempat jalur pendakian tersebut adalah Jalur Linggarjati, Jalur Palutungan, Jalur Linggasana serta Jalur Apuy. Dari keempat jalur tersebut, Jalur Apuy adalah jalur yang paling pendek menuju puncak.
Sedangkan jalur yang paling populer dan paling mudah aksesnya adalah via Palutungan. Jalur Palutungan ini disarankan bagi pendaki pemula sebab jalurnya relatif landai.
Sementara Jalur Linggarjati serta Linggasana memiliki medan yang lebih menantang dan cukup sulit sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama.
Gunung Ciremai Via Palutungan
Untuk melewati jalur pendakian ini, anda bisa memluai perjalanan dari kota Kuningan dengan angkutan umum ke Resort Cigugur atau Kantor TNGC di Desa Palutungan. Keuntungan menggunakan jalur ini adalah karena tersedia akomodasi yang cukup lengkap.
Namun, anda perlu mendaftarkan diri sebelum melewati jalur ini. Anda perlu mendapatkan Surat Izin Masuk Kawasan Koservasi (SIMAKSI) dengan biaya sebesar Rp 50.000.
Melalui jalur ini, terdapat 9 pos yang akan dilewati untuk mencapai puncak. Kesembilan pos tersebut adalah Palutungan, Cigowong, Kuta, Pangguyangan Badak, Arban, Tanjakan Asoy, Pasanggrahan, Sanghyang Ropoh, Gua Walet dan Puncak.
Total waktu pendakian yang diperlukan saat menggunakan jalur ini adalah 8 – 9 jam. Sekedar info, biasanya pendakian akan dilakukan saat malam hari.
Gunung Ciremai Via Linggarjati
Jalur pendakian Gunung Ciremai berikutnya adalah via Linggarjati. Start untuk melewati jalur ini berada di Kabupaten Kuningan. Tidak sulit untuk mencapai lokasi pendakian ini karena anda bisa menggunakan kendaraan umum untuk menuju ke Linggarjati.
Sesampainya di turunan pertigaan Linggarjati, silakan menuju Pos Pendakian Linggarjati sebagai tempat pendakian gunung Ciremai via Linggarjati. Di jalur ini terdapat 10 pos yang perlu dilewati sebelum mencapai ke puncak.
Jalur-jalur terseut yaitu Cibunar – Leuweung Datar – Kondang Amis – Kuburan Kuda – Pangalap – Tanjakan Seruni – Bapa Tere – Batu Lingga – Sangga Buana – Pangasinan dan Puncak. Total waktu yang diperlukan untuk mendaki via jalur ini adalah sekitar 11 – 12 jam.
Gunung Ciremai Via Linggasana
Jalur Linggasana ini sebetulnya berdekatan dengan Jalur Linggarjati. Bahkan dulunya jalur ini bertampalan dan berada di tengah-tengah. Namun setelah dibuat jalur baru, jalur ini menjadi jalur pendakian tersendiri.
Letak Basecamp Linggasana hanya 10 menit jika naik motor dari spot Basecamp Linggasana. Yang menarik dari jalur ini adalah posnya buka 24 jam serta parkirnya yang luas.
Berbeda dengan Basecamp Linggarjati yang hanya buka hingga jam 8 malam. Sesaat setelah mendapatkan Simaksi, pendakian pun bisa dimulai .
Terdapat dua jalur Linggasana yang bisa menjadi alternatif pendakian anda. Yaitu Linggasana Lama dan Linggasana Baru. Untuk dapat membedakan keduanya, silakan perhatikan pos-pos yang dilalui saat melalui masing-masing jalur ini.
Pos jalur Linggasana Lama meliputi Kondang Amis, Kuburan Kuda, Pangalap, Tanjakan Bingbin, Tanjakan Seruni, Bapa Tere, Batu Lingga, Sangga Buana, Pengasinan dan Puncak.
Sementara Jalur Linggasana Baru posnya meliputi Pambadakan, Wirabuana, Kiara Lawang, Ki Jamuju, Ki Bima, Tarawangsa, Kandang Wesi, Sampalan Sijalatunda, Pangreureuban, Puncak.
Total waktu yang dibutuhkan untuk mendaki melewati kedua jalur di atas adlaah sekitar 11 – 12 jam. Selain jalur ini, terdapat jalur pendakian lainnya yang menjadi alternatif favorit para pendaki, yaitu jalur Apuy.
Gunung Ciremai Via Apuy
Bagi anda yang ingin mendaki Gunung Ciremai sambil berwisata bisa memanfaatkan jalur Apuy ini. Karena jalur pendakian ini akan menuntuk anda melewati kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Majalengka.
Tak hanya bisa sambil berwisata, transportasi menuju ke kawasan jalur ini juga tidak sulit. Caranya dari terminal Majalengka silakan dilanjutkan memakai angkot seperti minibus elf ataupun angkutan umum lainnya menuju ke perempatan Kadipaten.
Setelah itu silakan menaljutkan perjalanan menuju Apuy. Di basecamp Apuy, anda bisa langsung mendaftarkan diri untuk memperoleh SIMAKSI dengan membayar biaya sebesar Rp 50.000.
Terdapat 7 pos yang akan dilalui saat melewati jalur ini diantaranya adalah Berod, Arban, Tegal Masawa, Tegal Jamuju, Sanghyang Rangkah, Goa Walet dan Puncak. Total waktu pendakian yang dibutuhkan untuk mencapai puncak melewati jalur ini adalah 7 jam.
Gunung Ciremai Via Padabeunghar
Selain keempat jalur di atas, sebenarnya masih terdapat jalur lain yang bisa menjadi alternatif pendakian anda. Yaitu melalui Padabeunghar.
Desa Padabeunghar sendiri terletak di perbatasan wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka. Namun, jalur pendakian Gunung Ciremai yang satu ini termasuk jalur yang sangat jarang digunakan oleh para pendaki.
Wisata gunung dekat dengan ibu kota: Gunung Pancar
Nah, itu tadi beberapa informasi penting yang bisa membantu anda untuk mengetahui lebih jauh tentang Gunung Ciremai. Semoga dapat membantu anda untuk bersiap mendaki Gunung Ciremai maupun mengadakan wisata Gunung Ciremai.